Ibadah Minggu Pagi Tangl 11 April 2021
Renungan hari Jemaat GKI Filadelfia Abepantai
Wahyu 19
Apakah makna hidup Anda selama ini? Coba renungkanlah, mengapakah Tuhan memberikan Anda kesempatan hidup di dunia ini?Bagaimana Anda dapat mempergunakan kesempatan hidup yang Tuhan berikan mulai dari sekarang?
1. Hidup bagi Allah
Pada Efesus 5:15 Rasul Paulus berkata, Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Di sini disebutkan ada 2 karakter orang yakni bebal dan arif. Orang bebal adalah orang yang hidupnya dalam perbuatan daging, orang yang hidupnya belum berubah. Orang yang mengiyakan tapi tidak berubah misal diminta, “jangan begini ya” dikatakan iya tapi nanti dilakukan lagi. Tetapi orang arif adalah orang yang mau melakukan apa yang Tuhan mau. Itu adalah orang yang menggunakan kesempatan untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Arif dan bebal adalah dua karakter yang bertolak belakang. “Bebal” menjauh dari Tuhan sedangkan “arif” itu mendekat kepada Tuhan. Rasul Paulus berkata, “Perhatikanlah hidupmu!” Sekarang kita perhatikan hidup kita dengan seksama (teliti), apakah kita seorang yang bebal atau seorang yang arif. Seorang yang sudah berubah atau masih terus- menerus mengisi kesempatan hidup dengan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan? Kesempatan itu banyak, tetapi apakah kita sudah mengisinya dengan baik?
2. Hidup Bijaksana
Ketika mengisi kesempatan hidup maka kita harus hidup dengan bijaksana. Pada ayat 16 Rasul Paulus berkata,”dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.” Waktu yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam bagian ini adalah kairos. Ada 2 pengertian waktu yaitu kronos dan kairos. Kronos adalah waktu yang berganti. Tetapi Rasul Paulus menggunakan kata kairos (suatu waktu dalam kehidupan yang tidak akan berulang). Itulah kesempatan yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam bagian ini. Maka hidup ini adalah kairos bukan kronos. Kalau kronos masih ada besok, bulan depan atau tahun depan. Sedangkan kairos tidak bisa (kalau sudah lewat, tidak bisa kembali).
3. Hidup mengerti kehendak Tuhan.
Ini terkadang menjadi polemik dalam kehidupan orang Kristen. Bagaimana kita bisa mengerti kehendak Tuhan? Tidak semua yang kita pertanyakan ada jawaban yang logis. Karena kita beriman bukan karena logika, kita percaya bukan sebatas rasio, tetapi memang kita beriman kepada Tuhan. Apa maksudnya mengerti kehendak Tuhan ketika Rasul Paulus berkata, “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Efesus 5:17). Kata “usahakan” berarti kita punya “andil’ untuk mau memahami Tuhan mau apa di dalam kehidupan saya. Katekismus Westminster berkata,”Tujuan kamu untuk mengerti kehendak Tuhan hanya satu yaitu memuliakan Tuhan”. Tetapi untuk mengerti kehendak Tuhan kita harus sungguh mengerti apa yang menjadi dasar iman (kepercayaan) kita kepada Tuhan. Untuk mengerti kehendak Tuhan, kita tidak hanya sebatas tahu saja, tetapi kita harus siap untuk melakukan sesuatu yang dapat dirasakan oleh orang lain.
Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat.”
Lagu ini mengajak kita memaknai hidup sebagai orang percaya, dan bagaimana seharusnya kita menjalaninya. Bukan seberapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita menggunakan waktu kita. Tidakkah Tuhan memiliki tujuan dengan menempatkan kita di dunia ini? Kalau hanya agar kita hidup kekal bersama–Nya, mengapa tidak sedari awal Dia menempatkan kita di sorga? Atau kenapa saat kita menjadi orang Kristen, kita tidak langsung naik ke sorga?
Komentar